selamat datang di blog saya

Selamat datang di blog saya

Jadikanlah Hidup Anda lebih bermakna dan lebih berarti

Minggu, 07 November 2010

Merapi Mengganas


Jakarta-
Merapi kian tak pasti. Letusannya tak bisa lagi diprediksi kapan akan berakhir. Dikira sudah tenang, ledakannya justru tambah hebat. Korban meninggal pun bertambah banyak dari sebelumnya.
Setelah letusan terdahsyatnya dini hari kemarin, jumlah korban meningal dikhawatirkan masih akan bertambah lagi. Mengingat sampai saat ini Merapi tetap meletus. Jumlah penduduk mengungsi pun bertambah banyak, karena area aman kini sudah berada pada radius 20 kilo meter dari Merapi.
Para pengungsi Merapi diminta bersabar dan berhati-hati. Sebab, hingga kini kondisi Merapi masih belum pasti. Merapi belum memuntahkan semua isi perutnya.
"Belum semua, kalau sudah keluar semua ya pulang, saya lepas semua, enag aku," kata Kepala Mitigasi Bencana dan Vulkanologi, Surono di RS Sardjito, Yogyakarta, Jumat (5/11).
Pria yang juga kini kerap dipanggil Mbah Rono ini menjelaskan, sejak 3 November lalu, Merapi belum selesai melakukan erupsi. Pola letusannya kecil kemudian besar, terus mengecil lagi, dan besar lagi.
"Pagi tadi (kemarin –red) dilihat tinggi, siang rendah, dan sebelum ke sini meninggi lagi," imbuh Surono.
Isi material gas yang sudah dimuntahkan Merapi terdiri dari gas, kerikil, kerakal, material-material halus, dan banyak debu, dan lain-lainnya.
"Yang mateni itu awan panas yang sudah mencapai 15 Km, ini ancaman langsung. Untuk prediksi besok-besok ya enggak bisa diprediksi, ini kan alam. Jarak aman masih 20 Km," tutupnya.
Sedangkan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menyatakan jumlah korban letusan Gunung Merapi mencapai 109 orang, hingga pukul 20.00 wib.
"Update terakhir, 59 di Yogyakarta dan 50 Jawa tengah. Jadi, 109 (orang yang meninggal)," kata Agung di Istana Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (5/11).
Dia menambahkan jumlah pengungsi korban letusan gunung berapi yang terletak di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah itu mencapai 100.000 lebih. Dia memperkirakan, jumlah pengungsi bisa mencapai 119 ribu pengungsi jika daerah rawan diperluas lagi dari radius saat ini, yakni 20 kilometer.
Korban tewas akibat luka bakar terkena awan panas Gunung Merapi dievakuasi ke Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta, Jumat (5/11). Gunung Merapi kembali meletus dini hari. Korban luka maupun meninggal  kebanyakan berasal dari desa Argomulyo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, jumlah korban tewas akibat erupsi Gunung Merapi telah mencapai sekitar 100 orang lebih. Korban tewas berasal dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah.
"Saya mengajak saudara semua untuk berdoa bersama, memohon kepada Tuhan, agar segera dihentikan musibah bencana ini," kata Presiden pada jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (5/11).
Presiden juga mengimbau seluruh masyarakat Indonesia untuk membantu meringankan penderitaan korban erupsi Merapi. "Saya imbau semua untuk memberikan bantuan. Itu mulia adanya," katanya.
Sebelumnya, Presiden telah memutuskan upaya tanggap darurat bahwa penanggulangan bencana erupsi Merapi berada di bawah komando Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dibantu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, Pangdam IV Diponegoro, Kapolda DIY, dan Kapolda Jateng.
Presiden mengeluarkan lima keputusan terkait penanganan letusan Gunung Merapi. Berikut lima keputusan Presiden yang disampaikan di Kantor Presiden, Jumat (5/11/2010).
Pertama,  kendali operasi tanggap darurat mulai satu komando berada di tangan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)  dibantu Gubenur DI Yogyakarta, Gubernur Jawa Tengah, Pangdam IV Diponegoro, Kapolda Jateng, dan Kapolda DIY.
Kedua, unsur pemerintah pusat diajukan, dipimpin Menko Kesra, untuk memastikan agar bantuan dari pemerintah pusat bisa lebih cepat, tepat, dan terkoordiansi lebih baik.
Ketiga,  TNI saat ini telah melakukan persiapan. Akan dikerahkan satu brigade penanggulangan bencana, dipimpin brigadir jenderal. Brigade ini terdiri dari batalyon kesehatan, batalyon semi-tempur untuk konstruksi, batalyon infantri, batalyon marinir, serta batalyon perbekalan dan angkutan. Brigade TNI tersebut bertugas membangun fasilitas rumah sakit lapangan, di samping mengaktifkan fasilitas semua rumah sakit yang ada di daerah itu, serta membangun dapur-dapur umum. Brigade juga memobilisasi angkutan untuk mobilitas masyarakat dari satu tempat ke tempat lain. Koordinasi berada di bawah Kepala BNPB.
Keempat, Polri dikerahkan dan menugaskan satuan tugas penanggulang bencana untuk mengatur lalu litas dan pengamaan kepada masyarakat. Satgas ini juga di bawah Kepala BNPB.
Kelima,  presiden menugaskan Menko Kesra dibantu Gubernur DIY dan Gubernur Jateng serta para bupati daerah bersangkutan untuk membeli ternak para penduduk dengan harga pantas karena selama ini penduduk dinilai merasa berat meninggalkan rumahnya karena terbebani ternak mereka. Kalaupun ada yang membeli, harganya murah sekali.
LAST_UPDATED2
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar